Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa jumlah dokter spesialis di Indonesia masih terbilang sedikit? Berdasarkan data yang di publish di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 22 Agustus 2024, ditulis jumlah dokter spesialis Indonesia 60.438 orang, setara dengan 21,3% total dokter Indonesia. Menambah jumlah dokter spesialis ternyata tidak semudah membuka lowongan pekerjaan baru. Proses yang harus dilalui untuk menjadi seorang dokter spesialis sangat panjang, penuh dedikasi, dan membutuhkan usaha luar biasa.
Berikut adalah tahapan yang harus ditempuh untuk menjadi dokter spesialis:
1. Sarjana Kedokteran (±4 Tahun)
Tahapan awal adalah menempuh pendidikan teori di fakultas kedokteran selama kurang lebih empat tahun untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.
Baca Juga : Pendaftar Jalur SNBP 2024 di UNESA Meningkat, Capai 35.968, Prodi Kedokteran Paling diminati
2. Koass dan Ujian Negara (2,5–3 Tahun)
Setelah lulus sarjana, calon dokter melanjutkan program praktik klinis di rumah sakit sebagai koass (dokter muda). Tahapan ini diakhiri dengan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk mendapatkan gelar dokter.
3. Internship (1 Tahun)
Setelah resmi menjadi dokter, mereka diwajibkan mengikuti program magang atau internship selama satu tahun di fasilitas kesehatan.
4. PTT/Pengabdian (2–5 Tahun)
Setelah internship, dokter harus menjalani program pengabdian. Biasanya berupa penugasan di daerah terpencil selama dua tahun atau menjadi asisten dokter spesialis di rumah sakit pendidikan hingga lima tahun.
5. PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis)
Tahapan terakhir adalah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), yang durasinya berbeda-beda tergantung bidang spesialisasi:
- Spesialis Minor: ±4 tahun (contoh: Kulit & Kelamin, Anestesi, Mata).
- Spesialis Mayor: 5 tahun atau lebih (contoh: Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Obgyn).
Total Waktu
Jika dihitung keseluruhan, perjalanan seorang dokter untuk menjadi spesialis membutuhkan waktu sekitar 13 hingga 18 tahun.
Tantangan dan Dedikasi
Proses panjang ini tentu saja penuh tantangan, baik dari segi akademik, finansial, maupun mental. Namun, dedikasi para dokter yang menempuh jalur ini sangat berharga demi memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Baca Juga : Perbandingan Biaya Kuliah Kedokteran Universitas Swasta di Jogja : UAD, UII, UMY, UKDW dan UNISA
Semoga informasi ini bisa memberikan gambaran tentang mengapa jumlah dokter spesialis masih terbatas dan betapa pentingnya mendukung mereka yang sedang menempuh jalur ini. Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat! 🙏