
Desa Koto Mesjid, yang dikenal sebagai “Kampung Patin”, merupakan salah satu sentra budidaya ikan patin terbesar di Provinsi Riau. Produksi ikan yang melimpah menghasilkan limbah pengolahan berupa bagian tubuh ikan yang tidak dimanfaatkan secara maksimal, padahal bagian tersebut seperti perut dan jeroan kaya akan kandungan minyak dengan asam lemak tak jenuh, termasuk omega-3 dan omega-6.
Minyak ikan patin mengandung berbagai zat gizi penting seperti EPA dan DHA yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan jantung dan perkembangan otak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak ikan patin sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kue abon (shredded cookies), guna meningkatkan nilai gizi sekaligus mengurangi ketergantungan pada margarin.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Koto Mesjid selama Oktober 2022 hingga Februari 2023. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan empat perlakuan: tanpa minyak ikan (0%), dengan tambahan minyak 50%, 75%, dan 100%. Penilaian dilakukan secara organoleptik oleh 25 panelis (10 ahli, 15 umum) terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna.
Analisis data dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji lanjutan Mann-Whitney.
Hasil Penelitian
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan minyak ikan patin memberikan pengaruh signifikan terhadap rasa, aroma, tekstur, dan warna kue abon. Perlakuan dengan 50% minyak ikan patin menghasilkan nilai tertinggi dalam hal:
- Rasa: gurih dan manis,
- Aroma: khas ikan patin,
- Tekstur: renyah,
- Warna: kuning kecoklatan.
Uji statistik menunjukkan bahwa penambahan 75% dan 100% minyak mulai menurunkan preferensi panelis, terutama dari segi aroma dan rasa yang terlalu kuat.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa minyak ikan patin dapat digunakan sebagai pengganti sebagian margarin dalam pembuatan kue abon. Komposisi terbaik adalah pada tingkat penambahan 50%, yang memberikan cita rasa enak dan disukai panelis tanpa mengganggu karakteristik kue.
Pemanfaatan minyak ikan patin ini tidak hanya memberikan nilai tambah nutrisi, tetapi juga menjadi solusi inovatif dalam mengurangi limbah pengolahan ikan di desa penghasil patin seperti Koto Mesjid.
Baca lengkap info ini : Utilization of Patin Fish Oil as an Additional Ingredient in Making Shredded Cookies oleh Agung Arif Gunawan, Arina Luthfini Lubis, Syafira Melania, Politeknik Pariwisata Batam di : https://citeus.um.ac.id/bocah/vol4/iss1/5