Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr. Hidayatulloh MSi, mewakili Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), menghadiri pembukaan KKN Kemitraan Internasional di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Malaysia pada 2 Agustus 2024.
“Dalam hidup ini Anda boleh tidak punya apa-apa, tetapi Anda harus punya mimpi dan keinginan tentang masa depan. Dengan cita-cita itulah kita punya semangat, kita punya energi yang menggerakkan diri kita untuk melakukan sesuatu,” ujar Dr. Hidayatulloh, mengingatkan pesan almarhum Prof. Dr. KH Malik Fadjar, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tahun 2015.
Urgensi KKN Kemitraan Internasional
Anak-anak diaspora Indonesia di Malaysia masih mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan yang layak, terutama anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang orang tuanya sibuk bekerja.
Rombongan KKN Kemitraan Internasional diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI di Kuala Lumpur, bersama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
Prof. Dr. Muhammad Firdaus SP MSi, Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Malaysia, menjelaskan tiga kondisi yang menjadi urgensi dalam program KKN ini:
- Banyak anak-anak Indonesia di Malaysia tidak dapat mengakses layanan pendidikan karena dokumen yang tidak lengkap.
- KBRI tidak melegalkan apalagi mendirikan sekolah yang legal, hanya memberikan sedikit layanan pendidikan agar anak-anak usia sekolah tidak terlalu tertinggal dalam kemampuan baca, tulis, dan menghitung, serta memiliki wawasan tentang negaranya.
- Tugas mahasiswa KKN bukan hanya mengajar, karena guru di sanggar belajar (SB) bisa jadi lebih pintar.
Baca Juga : Wisuda Ke-43 UMSIDA: Kisah Shinta Anastasia Putri, Wisudawan Berprestasi dari Program Studi Ilmu Komunikasi
“Kami berharap mahasiswa KKN internasional memberikan perhatian dan motivasi dengan penuh empati kepada anak-anak Indonesia,” ujar Prof. Firdaus. Ia juga berpesan agar mahasiswa dapat memberikan contoh bahwa anak-anak PMI juga bisa sukses, membantu mereka yang kesulitan mengakses pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kolaborasi Umsida dengan 17 PTMA
Sebanyak 60 mahasiswa dari 17 PTMA se-Indonesia mengikuti KKN Kemitraan Internasional ini. Mereka akan mengabdikan diri di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SKIL) dan beberapa Sanggar Belajar (SB) di Kuala Lumpur dan Penang.
Dari 60 mahasiswa PTMA, 6 di antaranya berasal dari Umsida. Tiga mahasiswa dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ditempatkan di Sanggar Belajar Penang, dan tiga mahasiswa dari Prodi PGSD dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ditempatkan di SB Kuala Lumpur.
Baca juga : Ini Jumlah Target Kerjasama Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
KKN Kemitraan Internasional angkatan 11 ini merupakan lanjutan dari program sebelumnya yang didirikan oleh Prof. Harun Joko Prayitno, Ketua Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) PTMA dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Info via : https://umsida.ac.id/ini-3-urgensi-kkn-kemitraan-internasional-di-malaysia/