Menggali Kisah Zhang Xinyang Dari Mahasiswa PhD Cilik Hingga Pandangan Hidup yang Berubah

Menjadi seorang anak jenius tidaklah menjamin kesuksesan dalam karier dan kehidupan mandiri saat dewasa, seperti yang diilustrasikan oleh kisah Zhang Xinyang. Zhang pernah menjadi mahasiswa PhD pada usia 16 tahun, namun kini ia tengah menghadapi kontroversi dan kritik dari netizen di China. Alasannya adalah ia meminta orang tuanya, yang berasal dari Provinsi Liaoning, untuk membelikan flat senilai 2 juta yuan atau sekitar Rp 4,3 miliar di Beijing.

Zhang mengancam akan melepaskan gelar master dan menolak tawaran gelar PhD jika tidak memenuhi permintaannya. Akhirnya, orang tua Zhang menyewa flat di Beijing dan berbohong bahwa mereka telah membelinya.

Baca Juga : Peringkat Universitas Di Indonesia 2024 – Versi Webometrics Edisi Januari/Maret 2024 

Zhang kini berpendapat bahwa memiliki flat, pekerjaan, dan status resmi sebagai penduduk Beijing adalah tanda keberhasilan. Ia menyatakan kepada orang tuanya bahwa mereka harus berusaha keras untuk memenuhi keinginannya karena dia ingin tinggal di Beijing lebih dari siapa pun.

baca Juga : Peringkat 10 Kampus Terbaik Versi UNS Jawametrik: Unesa Raih Posisi Kedua

Perjalanan Zhang dimulai saat ia masuk universitas pada usia 10 tahun dan menyelesaikan gelar magister pada usia 13 tahun. Pada tahun 2011, pada usia 16 tahun, ia memulai studi PhD di bidang Matematika Terapan di Beihang University, sebuah universitas bergengsi di Beijing. Zhang menyelesaikan gelar doktoralnya pada tahun 2019 dan mengajar di wilayah Ningxia Hui sebelum mengundurkan diri dua tahun kemudian.

Namun, pandangan Zhang tentang kesuksesan telah berubah drastis sejak itu. Saat ini, ia tidak memiliki pekerjaan penuh waktu, hanya memiliki beberapa ribu yuan di rekeningnya, bekerja sebagai freelancer, dan bergantung secara finansial pada orang tuanya.

Zhang mengklaim bahwa orang tuanya berhutang padanya dan bahwa flat yang mereka sewa sekarang seharusnya telah dibelikan oleh mereka dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Baca juga : Smart Farming: Revolusi Pertanian Cerdas di Lingkungan Universitas

Perubahan pandangan hidup Zhang dan ketergantungannya pada orang tua memicu perdebatan di media sosial China. Beberapa spekulasi mengenai alasannya mencakup obsesi orang tuanya dalam membesarkan seorang anak jenius dan kesulitan Zhang dalam melepaskan ketergantungannya pada mereka. Seorang dosen pascasarjana Zhang, Zhang Yuehui, berpendapat bahwa Zhang masih memiliki potensi untuk meraih prestasi besar jika dia mau.

Namun, kisah Zhang juga menggambarkan bahwa tidak semua anak jenius mampu mempertahankan kesuksesan mereka saat dewasa. Menurut ahli psikologi Ellen Winner, banyak anak jenius tidak dapat mengubah keterampilan mereka menjadi kejeniusan kreatif saat mereka dewasa. Terkadang, tekanan untuk menjadi seorang jenius saat masih anak-anak dapat menjadi beban yang berat. Sebaliknya, mendukung anak-anak untuk meraih potensinya tanpa memaksakan label jenius mungkin akan menghasilkan individu yang lebih bahagia dan sukses dalam arti yang lebih luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Explore More

Ilmu Logika: Landasan Kritis dalam Zaman Modern

IBI DARMAJAYA Program Studi, Biaya, dan Pendaftaran Mahasiswa Baru

Apa fungsi mempelajari ilmu logika pada zaman saat ini? Ilmu logika, meskipun terdengar abstrak, memiliki peran yang sangat penting dalam zaman modern. Di era informasi dan kompleksitas yang terus berkembang,

Program Studi Ilmu Keolahragaan UMBY Raih Akreditasi “Baik Sekali” dari BAN-PT

Yogyakarta, 13 November 2024 – Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), dengan bangga mengumumkan bahwa program studi ini telah meraih akreditasi “Baik

Lawan TBC di Kota Bogor, Kelompok 10 PBL UIN Jakarta Tayangkan Kisah Nyata TESIS  (Testimoni Penyintas dan Kontak Erat Tuberkulosis) di Televisi Puskesmas Warung Jambu

Lawan TBC di Kota Bogor, Kelompok 10 PBL UIN Jakarta Tayangkan Kisah Nyata TESIS (Testimoni Penyintas dan Kontak Erat Tuberkulosis) di Televisi Puskesmas Warung Jambu

Bogor, 10 Februari 2025 – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pengobatan hingga tuntas serta pencegahan melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)